Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.
ALLAH SESUAI PRASANGKA KITA






Ada
yang berpikir bahwa kami menyebarkan ketidak yakinan, menutup pikiran positif. Wah
ini berarti kurang memahami uraian kami,
“Aku menurut prasangka hamba-Ku
kepada-Ku.” (Hadits Qudsi)
Bukankah kami sudah memuat hadits
di atas di dalam buku kami. Hadits di atas adalah hadits
keyakinan. Modal bagi keyakianan. Hanya saja kami mencegah timbulnya pemahaman
hadits tersebut hanya dari satu sisi, sisi keduniaan. Sikap dasar yang harus
dimiliki oleh seorang muslim adalah kesadaran bahwa hidupnya tidak hanya di
dunia. Boleh dan bisa memakai hadits tersebut untuk mencapai segala sesuatu
tetapi ingat setiap langkah dan pengambilan keputusan ada tanggung jawabnya
kelak di akherat. Hadits tersebut memberi keyakinan kepada kita bahwa segala
sesuatu dapat diraih dengan menguatkan angan-angannya didalam alam pemikiran
kita. Tetapi jangan lupa hadits tersebut juga menyertakan frase kata hamba-Ku. Artinya
jalanilah islam secara benar dulu, setelah itu silahkan mengangan-angankan
semua keinginanmu (seharusnya dan sepatutnya dimasukkan dalam kerangka doa
seorang hamba yang banyak kebutuhannya), karena jika seseorang sudah mampu
berislam secara benar maka semua keinginannya adalah keinginan yang baik dan dunia
terhindar dari keinginan buruknya.
Ada
juga yang berpikir kami terlalu mengidolakan ulama hadhramaut (yaman), tidak
mengindahkan ulama Nusantara, anti Islam Nusantara. Kami tegaskan, dalam darah
kami mengalir ulama Nusantara. Begitu besarnya fitnah untuk mengubur islam
sebenarnya. Begitu besarnya
mengagung-agungkan seseorang yang hanya berdiri di depan pintu kewalian, belum
sempat memasukinya. Jangan membabi buta
mengidolakan dan mengagungkan seseorang sehingga menutup terhadap wawasan yang
berseberangan dengannya.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar