islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara

Kamis, 25 Agustus 2016

Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.

KESEIMBANGAN






KESEIMBANGAN

Tiga kali mati cukup sudah
Tidak mungkin bagimu memenggalku lagi
Kini cahaya itu semakin kuat
Rasa sudah lewat
Saatnya mata melihat
Engkau yang terbius filsafat
Janganlah berlebihan
Engkau yang bangga dengan plato
Memandang sebelah mata hujjatul islam
Sikap angkuhmu terhadap kekasihNya
Akan menutup hatimu
Menyisakan kebanggaan akal
Dalam arena debat
Kalau dulu si pitung bersilat raga
Engkau bersilat lidah tanpa rasa
Berfilsafat boleh tapi ingat batasnya
Bungkus dengan laku syariat
Batas filsafat adalah tindakanNya
Mustahil sempurna
Meraba sifat dan namaNya
Dengan medan filsafat
Kenal buah kelapa tidak cukup melihat
Jika begitu mana rasa airnya
Pengobat dahaga perjalanan
Penyembuh luka tikaman dajjal
Minum air kelapa haruslah usaha nyata
Rela terbakar oleh huruf-hurufNya
Kupas kulit serabutnya
Pecah batoknya
Jangan terlena dagingnya
Puaskan dahagamu dengan ilmuNya
Bukan ilmu aristoteles
Jalan rasa sedulur papat pun boleh
Tapi bungkus dengan syariat
Jika semedi tanpa laku sholat
Akan mengeram di rasa
Enggan keluar darinya
Padahal Rasul di mustawa tidak sendiri
Beliau adalah penyaksi
Memandang Sang Maha Cinta
Melihat Kesempurnaan Warna
Api diperlukan minyak
Untuk menghasilkan cahaya
Jangan mengeram di api
Engkau akan melukai banyak ciptaan
Segera beranjak dari api
Masuk ke dalam minyak kasturi
Harummu akan menyegarkan alam
Cahayamu menyibak kegelapan
Bismillah ada dua penggal
Jangan mengeram di rasa Allah
Tuntaskan di penglihatan ba’
Jika tidak, lidahmu berujar ‘ana Al Haqq’
Karena terbawa rasa
Hanyut di dalamnya
Tertipu oleh akuNya
Ujian terdahsyat
Padahal Rasul tuntas di ba’
Melihat Jibril dengan mata nyata
Tidak sekedar rasa
Sehingga berhenti didirinya
Bertemanlah syariat
Sholat hingga akhir hayat
Pun As Sajjad
Sayyidina Ali Zainal abidin
Seribu raka’at tiap hari
Pun Sulthonul Auliya’
Syaikh Abdul Qodir Al Jilani
Bujuk rayu iblis tidak mempan padanya
Untuk tinggalkan syariat
Hamba tetaplah hamba
Kesempurnaan ada pada penghambaan
Kesempurnaan pada tetapnya sholat
Aku bagikan rasa takutku
Semata-mata prediksi penglihatanku
Munculnya dajjal di Nusantara ini
Sayyidina Ali karamallahu wajhah
Meninggalkan pesan di Borobudur
Dua patung terbuka di dua lingkaran atas
Adalah sabdo palon dan naya genggong
Mengajar patung di luar candi
Yang belum selesai wujudnya
Ajarannya menimbulkan eclipse
Gerhana matahari total
Pertanda ini sudah ada sejak purba
Di tanah jawa
Tempat agama budi berada
Borobudur mendut dan pawon berdiri sejajar
Bulan manzilahnya di malam hari
Bukan di siang hari mengundang kegelapan
Bulan sempurna perannya ketika purnama
Bukan di saat gerhana
Matahari adalah Qolbu suci
Bulan hanya akal
Yang meminjam cahaya matahari
Engkau bulan jangan berlebihan
Bertindaklah sesuai fungsimu
Peruntukanmu adalah untuk ilmu dunia
Bukan ilmu akhirat
Anak didik sabdo palon memang tak terbendung
Kemunculannya mendangkalkan ajaran islam
Condong ajaran tua
Islam hanya diambil sebagian
Sebagian lagi dihempas jauh
Matanya Cuma sebelah yang bercahaya
Sebelah lagi lenyap entah kemana
Logikanya adalah tuhannya
Hatinya hilang ditelan keangkuhan
Internet adalah kendaraannya
Membawanya sekejap ke sudut dunia
Internet adalah surganya
Membius dengan dosis berlebih
Bangun dengan mata kabur
Berjalan sempoyongan
Menabrak sana sini
Menimbulkan keonaran
Memang kehendakNya sebagai ujian iman
Teknologi yang mempermudah
Bukan nggak boleh tapi jangan berlebihan
Ambil positifnya buang negatifnya
Hati-hati dengan aqidahnya
Geli juga melihat ulama sekarang
Berbagai buku di lahap
Hanya untuk berdebat
Sempurnakan dengan laku
Hingga lidahmu tidak keliru
Masalah mudah dibuat susah
Adil ya seimbang di dua sisi
Sisi hak dan sisi kewajiban
Engkau punya hak
Tetapi Allah juga punya hak
Rasul punya hak
Alam punya hak
Orang lain punya hak
Terhadap dirimu
Itulah kewajibanmu
Bisakah adil tanpa iman?
Bisakah adil tanpa akhlak luhur?
Beradablah kepada Allah dengan benar
Beradablah kepada Rasul dengan baik
Beradablah kepada alam dengan hikmah
Beradablah kepada orang lain dengan akhlak mulia
Dan hakmu adalah perlakuan setara
Dan bantuan tenaga
Pemimpin yang adil adalah hamba
Rakyat adalah rajanya
Karena dia pesuruh tuhan
Melayani Dia yang satu
Tersembunyi di hati rakyat banyak dan semesta
Apa bener ‘jongos’ berkacak pinggang
Di depan raja






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara