Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.
KEBLINGER






Ada dua ilmu yang menentukan laku manusia
Satu dari mata-air hati (akal ruhani)
Yang lain dari mata-air pikiran (akal jasmani).
Satu dari yang sejati
Yang lain dari cermin pantulan.
Bila keduanya bersinergi
Secara padu dan murni
Maka lahir Raja Dzulkarnain.
Bila yang sejati meraja
Sedang yang lain faqir
Maka tampil Sang Khidir a.s
Bila yang logis meraja
Sedang yang lain terkunci
Maka lahir YAHUDI DURJANA.
Bila tidak mampu duanya
Mana yang baik,
Njawani atau Yahudi ?
Sekarang telah tampil sang perusak jawa
Berlagak cerdik pandai
Ternyata pepesan kosong.
Adakah orang yang lebih bodoh,
Dari orang yang mengatakan
Bahwa tahi sama dengan mutiara?
Tahi jelas harus dibuang ditempatnya,
Jangan sampai tercecer disembarang tempat.
Tetapi mani, calon mutiara
Tergantung perlakuanmu padanya
Tetapi bila engkau sepadankan dengan tahi,
Dalam analogimu yang amburadul
Maka akalmu memang penuh tahi.
Perlakukanlah mani sebagai calon mutiara,
Bukan calon begundal.
Sebagai calon mutiara maka layak berada di tempat mulia,
Diatas ikatan sakral pernikahan.
Engkau bilang munafik,
siapa saja yang mengingkari nafsu syahwat.
Sesungguhnya engkaulah munafiknya munafik
Engkau mengingkari kehendak suci Penguasa Ruhani
Tuk menyebarkan benih kesucian
Lewat “PEMELIHARAAN” mani.
Sang Pemilik Jagat mencipta kegelapan disamping cahaya
Dia berkehendak agar keburukan terkendali
Karena disitu kualitas manusia ditentukan
Pengikut kegelapan iblis atau cahaya malaikat
MUNAFIK adalah ketidak sesuaian lidah dengan hati nurani,
Bukan dengan hawa nafsu
Karena bisikan hawa nafsu tidaklah sama dengan bisikan hati nurani
Tetapi bagi begundal, hawa nafsunya adalah hati nuraninya
MUNAFIK adalah pengingkar hati nurani,
Yang hendak menuju ke cahaya malaikat.
Bodoh dan Keblinger
Engkau telah melukai dua entitas,
Jiwa jawa dan wajah islam.
Yang satu engkau hinakan adat kesopanannya
Dan unggah ungguhnya,
Yang lain engkau tampar mukanya.
Yang mengangkangi unggah ungguh,
Gak pantas berkomando di tanah Jawa.
Darahmu bukan darah Nusantara
Penguasa publik sepertimu tidak layak
Berdiri di tanah Jawa.
Membahayakan generasi jawa di masa datang.
Jiwa jawa yang belum matang
Hanya mengambil sisi ketegasanmu yang kasar,
tetapi mengabaikan kotornya adab jiwamu.
Kalau engkau tetap kasar dan berdiri angkuh,
Dan seruan halus sudah tidak lagi mempan
Maka enyahlah dari tanah Jawa.
Sebagaimana engkau sendiri berkata,
“Kalau Tuhan memanggil ya harus datang”
Maka segeralah kembali kepada Tuhan
Kami tidak perlu akalmu
Yang sepertimu masih banyak dari kami
Satu dari mata-air hati (akal ruhani)
Yang lain dari mata-air pikiran (akal jasmani).
Satu dari yang sejati
Yang lain dari cermin pantulan.
Bila keduanya bersinergi
Secara padu dan murni
Maka lahir Raja Dzulkarnain.
Bila yang sejati meraja
Sedang yang lain faqir
Maka tampil Sang Khidir a.s
Bila yang logis meraja
Sedang yang lain terkunci
Maka lahir YAHUDI DURJANA.
Bila tidak mampu duanya
Mana yang baik,
Njawani atau Yahudi ?
Sekarang telah tampil sang perusak jawa
Berlagak cerdik pandai
Ternyata pepesan kosong.
Adakah orang yang lebih bodoh,
Dari orang yang mengatakan
Bahwa tahi sama dengan mutiara?
Tahi jelas harus dibuang ditempatnya,
Jangan sampai tercecer disembarang tempat.
Tetapi mani, calon mutiara
Tergantung perlakuanmu padanya
Tetapi bila engkau sepadankan dengan tahi,
Dalam analogimu yang amburadul
Maka akalmu memang penuh tahi.
Perlakukanlah mani sebagai calon mutiara,
Bukan calon begundal.
Sebagai calon mutiara maka layak berada di tempat mulia,
Diatas ikatan sakral pernikahan.
Engkau bilang munafik,
siapa saja yang mengingkari nafsu syahwat.
Sesungguhnya engkaulah munafiknya munafik
Engkau mengingkari kehendak suci Penguasa Ruhani
Tuk menyebarkan benih kesucian
Lewat “PEMELIHARAAN” mani.
Sang Pemilik Jagat mencipta kegelapan disamping cahaya
Dia berkehendak agar keburukan terkendali
Karena disitu kualitas manusia ditentukan
Pengikut kegelapan iblis atau cahaya malaikat
MUNAFIK adalah ketidak sesuaian lidah dengan hati nurani,
Bukan dengan hawa nafsu
Karena bisikan hawa nafsu tidaklah sama dengan bisikan hati nurani
Tetapi bagi begundal, hawa nafsunya adalah hati nuraninya
MUNAFIK adalah pengingkar hati nurani,
Yang hendak menuju ke cahaya malaikat.
Bodoh dan Keblinger
Engkau telah melukai dua entitas,
Jiwa jawa dan wajah islam.
Yang satu engkau hinakan adat kesopanannya
Dan unggah ungguhnya,
Yang lain engkau tampar mukanya.
Yang mengangkangi unggah ungguh,
Gak pantas berkomando di tanah Jawa.
Darahmu bukan darah Nusantara
Penguasa publik sepertimu tidak layak
Berdiri di tanah Jawa.
Membahayakan generasi jawa di masa datang.
Jiwa jawa yang belum matang
Hanya mengambil sisi ketegasanmu yang kasar,
tetapi mengabaikan kotornya adab jiwamu.
Kalau engkau tetap kasar dan berdiri angkuh,
Dan seruan halus sudah tidak lagi mempan
Maka enyahlah dari tanah Jawa.
Sebagaimana engkau sendiri berkata,
“Kalau Tuhan memanggil ya harus datang”
Maka segeralah kembali kepada Tuhan
Kami tidak perlu akalmu
Yang sepertimu masih banyak dari kami
Ada juga yang jawa asli
Tetapi sedikit-sedikit “misuh”.
Intelek katanya,
Setelah minum “wiski” USA.
Pengusung utama islam liberal
Islam tanpa embel-embel liberal sudah liberal bung.
Lakum diinukum waliyadiin
Jangan menyalahkan Islam
Lihat dulu siapa pengamalnya
Sekarang ada Islam baru ?
Islam Nusantara namanya ?
Oh hebat bener ?
Nusantara gudangnya kabuyutan
Dan kasepuhan bung
Tahukah anda kabuyutan dan kasepuhan ?
Bukan, bukan nggending njawani
Bukan, bukan nglagu kidungan
Bukan, bukan beskapan dan blangkonan
Itu budaya jawa bung
Sama halnya marawis di tanah arab
Biarlah kita yang berkidung
Tetapi jangan paksa orang arab dan inggris kidungan juga
Cukuplah sesama kita atau di kamar pribadi
Menikmati kidungan dengan Yang Maha Agung
Kabuyutan dan jiwa Jawa adalah LAKU SUCI,
Dan spiritualitas tanah jawa
Tirakat kuncinya
Ini yang SEHARUSNYA bersinergi dengan islam
Kenapa harus ada NAMA BARU ??
Bukankah tashawuf juga laku suci.
Ilmu tua Pangracutan Jasad ,
Yang diajarkan kabuyutan jawa
Sama saja dengan laku fana’illah
Dan jalan kefaqiran dalam islam
Hingga menemukan air kehidupan
Mata-air keabadian
Orang hindu menyebutnya Amertha
Yang sebenarnya adalah sirrullah
Yang di ajarkan Guru Sejati.
Tetapi bagi orang islam,
Ketika bersaksi dengan dua kalimat syahadat
Maka terkandung pula janji memakai syariat Rasul Muhammad SAW.
Jika engkau tidak ingin terikat janji
Maka janganlah bersyahadat,
Dan tidak layak bagimu syafaat Rasul Muhammad SAW
Dan satu perkampungan dengan pengikut keutamaan.
Syariat adalah cara menempuh jalan kehidupan,
Syariat dan hakekat adalah satu dalam dua sisi telapak tangan.
Barangsiapa mengikat dirinya dengan tali syariat Rasul Muhammad SAW,
Maka tidak layak baginya ditinggal sendirian,
Pertolongan Rasul senantiasa terulur ramah.
Berhati-hatilah dengan tipu daya musuh
Janganlah memunculkan kebingungan
Dan ruang baru bagi perselisihan.
Resepnya sederhana saja
JANGAN BERLEBIHAN
Baik kekiri maupun kekanan
JANGAN KEBLINGER
Jangan mudah “digunggung”
(Makna indonesianya adalah di agung-agungkan, setelah itu dihempaskan)
Tetapi sedikit-sedikit “misuh”.
Intelek katanya,
Setelah minum “wiski” USA.
Pengusung utama islam liberal
Islam tanpa embel-embel liberal sudah liberal bung.
Lakum diinukum waliyadiin
Jangan menyalahkan Islam
Lihat dulu siapa pengamalnya
Sekarang ada Islam baru ?
Islam Nusantara namanya ?
Oh hebat bener ?
Nusantara gudangnya kabuyutan
Dan kasepuhan bung
Tahukah anda kabuyutan dan kasepuhan ?
Bukan, bukan nggending njawani
Bukan, bukan nglagu kidungan
Bukan, bukan beskapan dan blangkonan
Itu budaya jawa bung
Sama halnya marawis di tanah arab
Biarlah kita yang berkidung
Tetapi jangan paksa orang arab dan inggris kidungan juga
Cukuplah sesama kita atau di kamar pribadi
Menikmati kidungan dengan Yang Maha Agung
Kabuyutan dan jiwa Jawa adalah LAKU SUCI,
Dan spiritualitas tanah jawa
Tirakat kuncinya
Ini yang SEHARUSNYA bersinergi dengan islam
Kenapa harus ada NAMA BARU ??
Bukankah tashawuf juga laku suci.
Ilmu tua Pangracutan Jasad ,
Yang diajarkan kabuyutan jawa
Sama saja dengan laku fana’illah
Dan jalan kefaqiran dalam islam
Hingga menemukan air kehidupan
Mata-air keabadian
Orang hindu menyebutnya Amertha
Yang sebenarnya adalah sirrullah
Yang di ajarkan Guru Sejati.
Tetapi bagi orang islam,
Ketika bersaksi dengan dua kalimat syahadat
Maka terkandung pula janji memakai syariat Rasul Muhammad SAW.
Jika engkau tidak ingin terikat janji
Maka janganlah bersyahadat,
Dan tidak layak bagimu syafaat Rasul Muhammad SAW
Dan satu perkampungan dengan pengikut keutamaan.
Syariat adalah cara menempuh jalan kehidupan,
Syariat dan hakekat adalah satu dalam dua sisi telapak tangan.
Barangsiapa mengikat dirinya dengan tali syariat Rasul Muhammad SAW,
Maka tidak layak baginya ditinggal sendirian,
Pertolongan Rasul senantiasa terulur ramah.
Berhati-hatilah dengan tipu daya musuh
Janganlah memunculkan kebingungan
Dan ruang baru bagi perselisihan.
Resepnya sederhana saja
JANGAN BERLEBIHAN
Baik kekiri maupun kekanan
JANGAN KEBLINGER
Jangan mudah “digunggung”
(Makna indonesianya adalah di agung-agungkan, setelah itu dihempaskan)





Tidak ada komentar:
Posting Komentar