islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara

Rabu, 05 November 2014

Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.

HIKMAH BERWUDHU
    




     Wudhu menjadi syarat mutlak sahnya sholat yang hendak dilakukan oleh seorang muslim. Wudhu merupakan bentuk penyucian fisik sebelum memasuki ibadah sholat. Seorang muslim yang baik tidak hanya mengindahkan aspek fisik dalam setiap aktivitas peribadatan yang dikerjakannya tetapi juga selaras dengan aspek batiniah ibadah itu sendiri. Segala bentuk peribadatan mengandung dua unsur yaitu islam dan iman. Jika hanya fokus pada segi jasmaniah maka hanya tingkatan islam yang diperoleh. Tetapi bila menyertakan ‘gerak’ batin maka tingkatan iman juga akan dicapai bahkan bisa jadi memperoleh tingkatan ihsan. Bukan berarti ‘gerak’ batin lebih utama, kemudian meninggalkan aspek lahiriah. Kedua-duanya harus seiring, selaras antara gerak lahir dan gerak batin. Karena makhluk yang bernama manusia diciptakan bukan hanya segi lahiriah saja tetapi juga memiliki wujud batin. Juga tidak hanya terdiri dari wujud batin semata seperti halnya para malaikat. kedua-duanya, lahir dan batin sama-sama mengemban kewajiban.
     Wudhu dikatakan sah jika sesuai dengan tuntunan sunnah Rasul. Aspek batin wudhu adalah penyucian jiwa dari segala kotoran dosa dan kesalahan hingga jiwa layak untuk melakukan mi’raj ruhaniah lewat sholat. Wudhu juga dikatakan afdhol bila dalam setiap rukunnya dilakukan tiga kali. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang dipenuhi oleh Rasulullah saw ketika hendak mi’raj ke langit ketujuh. Sebelum kejadian mi’raj, secara total Rasulullah saw telah melalui tiga kali penyucian dada. Penyucian pertama terjadi ketika beliau masih bayi. Penyucian kedua ketika beliau belum menginjak usia aqil-baliq. Dan penyucian terakhir ketika malam sebelum melakukan isra’ mi’raj. Tiga tahap penyucian tersebut ‘dirangkum’ kedalam aktivitas wudhu. Penyucian pertama sebagai tahapan untuk mencapai ilmu yaqin. Penyucian kedua sebagai tahapan untuk mencapai ‘ainul yaqin. Dan penyucian terakhir untuk memasuki tingkatan haqqul yaqin. Ilmu yaqin adalah ilmu yang dengan logis memberi keyakinan yang mantap, tidak tergoyahkan dalam hati seseorang. ‘Ainul yaqin adalah penyaksian dengan mata kepala sendiri tentang suatu kejadian yang memberi kemantapan tak tergoyahkan terhadap suatu pemahaman. Jika ilmu yaqin dibarengi dengan penyaksian kejadian yang terkait maka akan semakin yaqin. Haqqul yaqin adalah pemikiran logis bergabung dengan penyaksian mata lahiriah dan mata batin yang menghasilkan puncak keyakinan.
     Karena itu dalam setiap gerakan wudhu hendaknya setiap muslim meniatkan untuk juga menyucikan jiwanya melalui gerak penyucian lahir. Sehingga apa yang diniatkannya mendapat ‘sambutan’ dari Allah SWT dengan ‘membuka’ dan memudahkan baginya dalam mencapai tingkatan-tingkatan tersebut, yang sebenarnya juga merupakan pencerminan dari tingkatan islam, iman dan ihsan. Selain itu, dalam segi kesehatan, berwudhu dapat menormalkan suhu tubuh. Air wudhu membersihkan pori-pori kulit tubuh dari debu dan kotoran, mengangkat kulit mati, memberikan kesejukan terlebih pada saat waktu subuh. Orang yang sering berwudhu mempunyai penampilan wajah yang lebih bersih dan cerah. Kebersihan tubuh memberi ‘mood’ yang baik sehingga mempengaruhi kinerja positif seseorang. Wallahu ‘alam bish shawab. 


    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara