Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.
HIKMAH BERWUDHU






Wudhu
menjadi syarat mutlak sahnya sholat yang hendak dilakukan oleh seorang muslim.
Wudhu merupakan bentuk penyucian fisik sebelum memasuki ibadah sholat. Seorang
muslim yang baik tidak hanya mengindahkan aspek fisik dalam setiap aktivitas
peribadatan yang dikerjakannya tetapi juga selaras dengan aspek batiniah ibadah
itu sendiri. Segala bentuk peribadatan mengandung dua unsur yaitu islam dan
iman. Jika hanya fokus pada segi jasmaniah maka hanya tingkatan islam yang
diperoleh. Tetapi bila menyertakan ‘gerak’ batin maka tingkatan iman juga akan
dicapai bahkan bisa jadi memperoleh tingkatan ihsan. Bukan berarti ‘gerak’
batin lebih utama, kemudian meninggalkan aspek lahiriah. Kedua-duanya harus
seiring, selaras antara gerak lahir dan gerak batin. Karena makhluk yang
bernama manusia diciptakan bukan hanya segi lahiriah saja tetapi juga memiliki
wujud batin. Juga tidak hanya terdiri dari wujud batin semata seperti halnya
para malaikat. kedua-duanya, lahir dan batin sama-sama mengemban kewajiban.
Wudhu
dikatakan sah jika sesuai dengan tuntunan sunnah Rasul. Aspek batin wudhu
adalah penyucian jiwa dari segala kotoran dosa dan kesalahan hingga jiwa layak
untuk melakukan mi’raj ruhaniah lewat sholat. Wudhu juga dikatakan afdhol bila
dalam setiap rukunnya dilakukan tiga kali. Hal ini sesuai dengan persyaratan
yang dipenuhi oleh Rasulullah saw ketika hendak mi’raj ke langit ketujuh.
Sebelum kejadian mi’raj, secara total Rasulullah saw telah melalui tiga kali
penyucian dada. Penyucian pertama terjadi ketika beliau masih bayi. Penyucian
kedua ketika beliau belum menginjak usia aqil-baliq. Dan penyucian terakhir
ketika malam sebelum melakukan isra’ mi’raj. Tiga tahap penyucian tersebut
‘dirangkum’ kedalam aktivitas wudhu. Penyucian pertama sebagai tahapan untuk
mencapai ilmu yaqin. Penyucian kedua sebagai tahapan untuk mencapai ‘ainul
yaqin. Dan penyucian terakhir untuk memasuki tingkatan haqqul yaqin. Ilmu yaqin
adalah ilmu yang dengan logis memberi keyakinan yang mantap, tidak tergoyahkan
dalam hati seseorang. ‘Ainul yaqin adalah penyaksian dengan mata kepala sendiri
tentang suatu kejadian yang memberi kemantapan tak tergoyahkan terhadap suatu
pemahaman. Jika ilmu yaqin dibarengi dengan penyaksian kejadian yang terkait
maka akan semakin yaqin. Haqqul yaqin adalah pemikiran logis bergabung dengan
penyaksian mata lahiriah dan mata batin yang menghasilkan puncak keyakinan.
Karena
itu dalam setiap gerakan wudhu hendaknya setiap muslim meniatkan untuk juga
menyucikan jiwanya melalui gerak penyucian lahir. Sehingga apa yang diniatkannya
mendapat ‘sambutan’ dari Allah SWT dengan ‘membuka’ dan memudahkan baginya
dalam mencapai tingkatan-tingkatan tersebut, yang sebenarnya juga merupakan
pencerminan dari tingkatan islam, iman dan ihsan. Selain itu, dalam segi
kesehatan, berwudhu dapat menormalkan suhu tubuh. Air wudhu membersihkan
pori-pori kulit tubuh dari debu dan kotoran, mengangkat kulit mati, memberikan
kesejukan terlebih pada saat waktu subuh. Orang yang sering berwudhu mempunyai
penampilan wajah yang lebih bersih dan cerah. Kebersihan tubuh memberi ‘mood’
yang baik sehingga mempengaruhi kinerja positif seseorang. Wallahu ‘alam bish
shawab.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar