Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.
Peran Organisasi Islam Dalam Bidang Politik - 3






BAB
III
Pembenahan
Akhlak Sebagai Konsekuensi Logis
Peran
Organisasi Islam di Bidang Politik
Saat ini
yang menjadi permasalahan utama dan mendesak untuk dicarikan solusinya adalah
masalah kebobrokan akhlak. Degradasi moral dan akhlak ini pada tingkat yang
sangat mengkhawatirkan. Permasalahan ini seharusnya menjadi agenda utama
perjuangan Organisasi Islam. Apakah hubungannya masalah degradasi akhlak ini
dengan peran Organisasi Islam di bidang politik ? Pada awal pembahasan kami
sudah menyebutkan bahwa pada dasarnya tujuan politik itu baik. Politik menjadi negatif dan kotor
hanya karena akhlak buruk pelakunya. Sebaik apapun sistem politik bila tidak
didukung akhlak mulia pelakunya maka tetap saja akan menghasilkan politik
kotor. Jadi yang menjadi fokus pembenahan adalah akhlak pelaku – pelaku politik
tersebut. Mayoritas anak bangsa telah kehilangan jati diri. Pemikiran dan
budaya dengan nafas jahiliyah menumpang pada globalisasi memberi dampak negatif
pada perkembangan kepribadian anak bangsa. Sekarang yang terjadi adalah proses
pengkondisian generasi muda islam untuk menggiring mereka menuju kecintaan
kepada budaya dan pemikiran jahiliyah bangsa asing yang kental dengan budaya
liberal, kebebasan dalam segala hal. Meninggalkan
budaya asli yang justru lebih banyak mengandung hikmah moral, menjauhkan dari
memilih panutan tokoh – tokoh islam. Padahal,
“Siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk
dalam golongan kaum itu” (Sunan abu Dawud Juz 4/78).
Akhlak
islamiyah sedikit demi sedikit terkikis habis. Tidak lagi mengenal akhlak
kepada Allah dan Rasul-Nya,
“Janganlah kamu
jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada
sebagian yang lain” (Qs. An Nur: 63)
Tidak lagi menghiraukan akhlak kepada sesama dan akhlak
kepada alam sekitarnya. Sesama dianggap sabagai saingan dalam meraih harta
benda dunia. Alam hanya menjadi objek pemuasan dan keserakahan tanpa memikirkan
pemeliharaan dan kelestariannya.
Generasi muda sekarang adalah generasi yang super cuek, keakuan, bebas
tanpa batas.
Serbuan
budaya dan pemikiran jahiliyah pada jaman ini bisa disamakan dengan serbuan
tentara salib ke tanah jerussalem, palestina pada jaman kepemimpinan Sultan
Sholahuddin AL Ayyubi. Semangat keislaman perlu dibangkitkan lagi. Kesadaran
akan adanya sosok ideal yang lebih layak untuk dijadikan panutan harus segera
dipulihkan. Semua keluhuran akhlak adalah milik Rasulullah saw dan pelimpahan
amanat akhlak luhur ini tidak bisa tidak juga harus melalui Rasulullah bukan
atas usaha sendiri. Akhlak mulia adalah buah dari amal dan pelimpahan amanat
yang diwarisi dari Rasulullah. Untuk mencapai kondisi sedemikian ini kita perlu
mengambil pelajaran dari metode yang digunakan oleh Sultan Sholahuddin Al
Ayyubi dalam menggelorakan semangat keislaman. Maulidurrasul, inilah metode
termudah dan tercepat untuk membentuk akhlak mulia dan mengembalikan semangat
keislaman. Rasulullah saw adalah rahmat terbesar dan teragung yang
dianugerahkan Allah SWT kepada umat manusia. Segala sesuatu tidak mungkin
terwujud tanpa rahmat Allah SWT. Dan rahmat Allah SWT tersebut adalah esensi
Rasulullah. Esensi Rasulullah adalah cahaya. Sebagaimana sifat cahaya yang
menerangi kegelapan. Kehadiran ruhani Rasulullah-lah yang akan memberi solusi
segala kerumitan. Gelap menjadi terang. Bodoh menjadi pandai. Lemah menjadi
kuat. Miskin menjadi kaya. Bobrok menjadi indah. Hina menjadi mulia. Tanaman
hanya bisa tumbuh baik pada lahan yang baik dan subur. Segala ilmu agama tidak
akan mungkin bisa diterima hati yang kotor. Dan hati yang sudah baikpun tidak
akan bergerak menyambut ilmu bila tidak ada hidayah dan rahmat Allah. Hidayah
ini seperti pupuk yang membuat tanah lembut dan subur. Kelembutan inilah yang
membuat hati siap menerima kebenaran ilmu dan merealisasikannya. Umpan yang
paling ampuh untuk mendatangkan hidayah adalah
pembacaan maulidurrasul dan memperbanyak bacaan sholawat. Rasulullah saw
adalah rahmat Allah. Sedangkan ilmu selalu beserta rahmat Allah. Jadi menyambut
ilmu Allah dengan rahmat-Nya melalui kegiatan pembacaan maulid dan sholawat
secara lebih sering dan berkualitas (khusyu').





Tidak ada komentar:
Posting Komentar