islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara

Rabu, 20 Agustus 2014

Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.

Peran Organisasi Islam Dalam Bidang Politik - 3
    





BAB III
Pembenahan Akhlak Sebagai Konsekuensi Logis
Peran Organisasi Islam di Bidang Politik

        Saat ini yang menjadi permasalahan utama dan mendesak untuk dicarikan solusinya adalah masalah kebobrokan akhlak. Degradasi moral dan akhlak ini pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Permasalahan ini seharusnya menjadi agenda utama perjuangan Organisasi Islam. Apakah hubungannya masalah degradasi akhlak ini dengan peran Organisasi Islam di bidang politik ? Pada awal pembahasan kami sudah menyebutkan bahwa pada dasarnya tujuan politik  itu baik. Politik menjadi negatif dan kotor hanya karena akhlak buruk pelakunya. Sebaik apapun sistem politik bila tidak didukung akhlak mulia pelakunya maka tetap saja akan menghasilkan politik kotor. Jadi yang menjadi fokus pembenahan adalah akhlak pelaku – pelaku politik tersebut. Mayoritas anak bangsa telah kehilangan jati diri. Pemikiran dan budaya dengan nafas jahiliyah menumpang pada globalisasi memberi dampak negatif pada perkembangan kepribadian anak bangsa. Sekarang yang terjadi adalah proses pengkondisian generasi muda islam untuk menggiring mereka menuju kecintaan kepada budaya dan pemikiran jahiliyah bangsa asing yang kental dengan budaya liberal, kebebasan dalam segala hal.  Meninggalkan budaya asli yang justru lebih banyak mengandung hikmah moral, menjauhkan dari memilih panutan tokoh – tokoh islam. Padahal,

“Siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dalam golongan kaum itu” (Sunan abu Dawud Juz 4/78).

Akhlak islamiyah sedikit demi sedikit terkikis habis. Tidak lagi mengenal akhlak kepada Allah dan Rasul-Nya,
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian yang lain” (Qs. An Nur: 63)

Tidak lagi menghiraukan akhlak kepada sesama dan akhlak kepada alam sekitarnya. Sesama dianggap sabagai saingan dalam meraih harta benda dunia. Alam hanya menjadi objek pemuasan dan keserakahan tanpa memikirkan pemeliharaan dan kelestariannya.  Generasi muda sekarang adalah generasi yang super cuek, keakuan, bebas tanpa batas.
        Serbuan budaya dan pemikiran jahiliyah pada jaman ini bisa disamakan dengan serbuan tentara salib ke tanah jerussalem, palestina pada jaman kepemimpinan Sultan Sholahuddin AL Ayyubi. Semangat keislaman perlu dibangkitkan lagi. Kesadaran akan adanya sosok ideal yang lebih layak untuk dijadikan panutan harus segera dipulihkan. Semua keluhuran akhlak adalah milik Rasulullah saw dan pelimpahan amanat akhlak luhur ini tidak bisa tidak juga harus melalui Rasulullah bukan atas usaha sendiri. Akhlak mulia adalah buah dari amal dan pelimpahan amanat yang diwarisi dari Rasulullah. Untuk mencapai kondisi sedemikian ini kita perlu mengambil pelajaran dari metode yang digunakan oleh Sultan Sholahuddin Al Ayyubi dalam menggelorakan semangat keislaman. Maulidurrasul, inilah metode termudah dan tercepat untuk membentuk akhlak mulia dan mengembalikan semangat keislaman. Rasulullah saw adalah rahmat terbesar dan teragung yang dianugerahkan Allah SWT kepada umat manusia. Segala sesuatu tidak mungkin terwujud tanpa rahmat Allah SWT. Dan rahmat Allah SWT tersebut adalah esensi Rasulullah. Esensi Rasulullah adalah cahaya. Sebagaimana sifat cahaya yang menerangi kegelapan. Kehadiran ruhani Rasulullah-lah yang akan memberi solusi segala kerumitan. Gelap menjadi terang. Bodoh menjadi pandai. Lemah menjadi kuat. Miskin menjadi kaya. Bobrok menjadi indah. Hina menjadi mulia. Tanaman hanya bisa tumbuh baik pada lahan yang baik dan subur. Segala ilmu agama tidak akan mungkin bisa diterima hati yang kotor. Dan hati yang sudah baikpun tidak akan bergerak menyambut ilmu bila tidak ada hidayah dan rahmat Allah. Hidayah ini seperti pupuk yang membuat tanah lembut dan subur. Kelembutan inilah yang membuat hati siap menerima kebenaran ilmu dan merealisasikannya. Umpan yang paling ampuh untuk mendatangkan hidayah adalah  pembacaan maulidurrasul dan memperbanyak bacaan sholawat. Rasulullah saw adalah rahmat Allah. Sedangkan ilmu selalu beserta rahmat Allah. Jadi menyambut ilmu Allah dengan rahmat-Nya melalui kegiatan pembacaan maulid dan sholawat secara lebih sering dan berkualitas (khusyu').


    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara