islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara

Jumat, 08 Agustus 2014

Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.

Peran Organisasi Islam Dalam Bidang Politik - 1
    




BAB I
Miniatur Permasalahan

        Tubuh kita adalah bagian dari alam. Dan tubuh kita itu sendiri merupakan miniatur alam. Alam 'tersarikan' dalam tubuh kita.Hal ini sejalan dengan argumen bahwa suratul Fatihah adalah bagian dari Al Quran dan suratul Fatihah itu sendiri merupakan miniatur (ummul) Quran. Al Quran 'tersarikan' dalam suratul Fatihah. Apa yang tersebut dalam Al Quran mempunyai pokok / rujukan dalam suratul Fatihah. Dari sini kita bisa katakan bahwa apa yang ada di alam mempunyai rujukan di dalam tubuh kita. Oleh karena itu segala permasalahan apapun dapat dipersempit dengan mencari rujukan dan ibaratnya dalam tubuh kita dan kemudian mengkaji rujukan tersebut. Allah SWT menjadikan segala sesuatu yang ada di alam ini sebagai perumpamaan bagi esensi manusia, seperti firman-Nya dalam Al Quran surah An Nuur ayat 35 :

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Allah SWT mengibaratkan hati manusia seperti kaca dan mengibaratkan ilmu yang berada dalam hati seperti pelita yang menerangi. Jadi apapun yang ada di alam semesta ini sebagai ibarat bagi esensi manusia. Kita bisa mengenal alam semesta dengan jalan mengenal esensi diri kita sendiri. Begitu juga setiap permasalahan dapat kita kaji dengan mentafakkuri diri kita sendiri. Apa hubungan pembahasan ini dengan peran ORGANISASI ISLAM ? Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa peran puncak yang bisa di lakukan ORGANISASI ISLAM di negeri ini adalah peran sebagai pengendali pemerintahan negara atau presiden. Di dalam tubuh kita fungsi pemimpin pemerintahan tertinggi ini 'seharusnya' menjadi tugas hati. Mengapa bukan akal ? Tulisan ini bukan tempat dan waktunya untuk membahas secara mendalam mengenai hal ini tetapi kami akan memberikan sedikit argumen. Kalau yang dimaksudkan akal adalah otak dan fungsinya maka akal seperti ini hanya bisa diibaratkan sebagai perdana mentri atau wakil presiden di negeri kita. Karena akal seperti ini mempunyai 'mata' / 'pintu' yang lebih banyak berhubungan dengan alam dunia, jangkauannya hanya alam dunia. Tetapi kalau yang dimaksudkan akal adalah bagian yang dapat mengambil hikmah dibalik sesuatu maka akal seperti ini merupakan bagian dari hati. Ia adalah mata hati, bashiroh. Ia juga yang disebutkan dalam ayat “Iqro' bismirobbikal ladzi kholaq”. Mata hati / bashiroh adalah nama Allah. Untuk membedakannya dengan akal biasa yang merupakan bagian dari otak,  kita sebut saja akal ruhani. Akal ruhani ini merupakan mata dan telinga dari hati. Tubuh kita terdiri dari dua sisi. Sisi yang menghadap alam ruhani diwakili hati dengan akal ruhani sebagai panca indranya. Sedang sisi yang satunya lagi adalah jasad fisik dengan mata dan telinga sebagai panca indranya. Urusan Allah SWT turun dari alam ruhani menuju ke alam dunia. Tentu saja sebelum sampai ke alam dunia urusan dari Allah ini harus melalui hati. Oleh karena itu hati menjadi bagian utama dan menentukan bagi terlaksananya urusan ini sesuai aslinya (sesuai dengan maksud Allah). Dengan kata lain hati menjadi presidennya tubuh kita. Kualitas perbuatan dan tindakan anggota tubuh kita tergantung dari kualitas hati. Hati yang benar dan baik akan melahirkan perbuatan dan amal baik. Bermanfaat bagi diri dan lingkungan sekitarnya. Merujuk pada argumen ini apakah berarti peran ideal ORGANISASI ISLAM sebagai presiden ? Memang benar bahwa bentuk ideal peran ORGANISASI ISLAM adalah 'menciptakan' presiden tetapi tidak harus menjadi presiden itu sendiri dan juga bukan sekarang waktunya. Sebagaimana tubuh kita kalau yang 'ditempa' cuma hati sedangkan anggota tubuh dan jasad tidak dibiasakan dan ditempa dengan disiplin hukum – hukum agama maka anggota tubuh dan jasad bisa menolak secara kuat apa yang diserukan dan diperintahkan hati. Pembelajaran dan penempaan harus dimulai dari anggota tubuh sehingga terbiasa dengan perbuatan baik atau berjalan seiring, anggota tubuh melakukan amal lahiriah sedang hati melakukan amal batiniah. Anggota – anggota tubuh ini dalam kaitannya dengan kehidupan berbangsa seperti halnya perangkat – perangkat pemerintahan dan semua warga negara. Perangkat dan warga negara yang tidak terbiasa dengan amal kebaikan akan menolak dengan keras dan melawan seruan baik dari presiden. Ini kalau presidennya baik. Kalau presidennya sejalan dengan mayoritas rakyatnya yang terbiasa dengan keburukan maka semakin sulit untuk menciptakan negara yang dirahmati-Nya. Bersambung …



    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara