Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.
Mencermati Kondisi Bangsa






Bagi sebagian orang sinyalemen bahwa bangsa ini sedang dalam keadaan kritis masih dianggap gurauan belaka. Dianggap angin lalu. Bagi sebagian lain yang memiliki kepekaan, melihat sudah begitu banyaknya serangan baik secara ideologi, ekonomi maupun sosial budaya yang dilakukan secara sengaja namun teramat halus untuk dapat dideteksi.
Tidak perlu panjang lebar, kami
ketengahkan tiga hal saja sebagai contoh dimana teramat halusnya tipu daya yang
dilancarkan untuk dapat mengkondisikan bangsa ini agar berada dalam kendali
sang penguasa tunggal kejahiliyaan,
1.
Kita semua sudah sama-sama tahu bahwa pegunungan tempat tambang emas di
jayapura telah dikuras habis. Justru setelah timbunan gunung emas habis, baru
terkuak keberadaan kekayaan nusantara yang lebih dahsyat lagi yaitu tambang
uranium. Hal ini yang membuat sang penguasa kejahiliyaan berusaha sekuat tenaga
untuk terus menguasai wilayah pertambangan papua tersebut. Sebelum ini begitu
gencarnya ahli nuklear dari Brasil mengklaim bahwa Indonesialah wilayah
Atlantis yang sudah lama dicari oleh berbagai ilmuwan dunia. Tentu saja kita
sebagai anak bangsa turut bangga. Rasa bangga tersebut mampu menutupi suatu
celah bahaya bahwa papua tidak disebut sebagai bagian dari Atlantis. Apa
efeknya? Coba direnungkan sendiri. Tetapi
inilah yang memang dikehendaki, agar kita terlena oleh rasa bangga membuka
lebar pintu bagi mereka untuk bersama-sama menggali setiap jengkal tanah kita.
2.
Jauh sebelum ini kehebatan teknologi internet gencar disosialisasikan. Secara
pelan kita dikondisikan menjadi tergantung pada media internet hingga segala
data ditaruh di server internet. Tapi ingat, pembuat internet adalah mereka.
Seberapapun hebat kemampuan kita dalam melindungi data (internet data security),
tentu mereka yang lebih menguasai karena merekalah pembuat sistemnya, aturan
mainnya, protokol komunikasi jaringannya bahkan sebagian besar server internet
berada di negara mereka. Pencipta tentu wajar mengetahui sesuatu lebih dari
pemain lain biarpun secuil. Yang secuil dan disembunyikan ini justru yang
paling rahasia, apa itu? DOMAIN NAME (kami tidak akan menjelaskannya disini,
silahkan direnungkan sendiri). Ketika seluruh dunia menjadi tergantung pada
media internet maka mudah bagi mereka untuk menjadi penguasa tunggal (Dajjal).
Muncullah e-gold (merusak tatanan ekonomi) dan e yang lainnya hingga negara
kita memberlakukan e-ktp. Memang e-ktp ini banyak mengusung kelebihan tetapi
dari sekian banyak kelebihan ada satu celah bahaya besar yaitu data penduduk
yang siap dimanfaatkan untuk tujuan besar mereka. Bahkan ada sinyalemen bahwa
suatu saat pada kartu e-ktp ini akan dipasang sebuah chip receiver (penerima
sinyal komunikasi) mikro mini yang setiap saat dapat dideteksi dan
berkomunikasi dengan transceiver (pemancar sinyal komunikasi) sehingga
memungkinkan bagi transceiver melacak keberadaan posisi pemilik e-ktp.
3.
Tayangan dan video kekerasan sangat mempengaruhi perkembangan pribadi seorang
remaja. Karena itu badan sensor film berusaha mencegah beredarnya film-film
yang menayangkan kebrutalan dan sebagian besar fokus pada film-film luar. Film
berandal memuat banyak adegan brutal tetapi kita terlanjur dibuat bangga oleh
prestasi film ini dalam berbagai ajang penghargaan dunia. Bahkan Malaysia
melarang film ini beredar. Coba bayangkan, seorang wanita yang berperawakan
lembut memakai palu sebagai senjata utamnya, apa efeknya bagi masyarakat ?
wahai kaum wanita jangan sungkan-sungkan untuk menggunakan palu atau apapun
yang ada didekat anda ketika sedang marah. Makna ini yang tersirat dalam
karakter tersebut dan hendak dibumikan. Setelah berbagai penghargaan
internasional diperoleh maka cukuplah kekuatan untuk beredar di negeri sendiri
karena rasa bangga mengalahkan segalanya. Tidakkah kita sadar bahwa film ini
besutan orang luar. Metode ini seperti fenomena bahwa maling akan aman jika
sembunyi di kantor polisi karena polisi sibuk mencari diluar. Juga bagaimana
halnya dengan globalisasi pasar bebas ? coba direnungkan sendiri.
Dengan gejala-gejala seperti ini,
bukannya kami takut. Nusantara adalah buminya para wali. Hanya saja dengan
kondisi sedemikian parah, perjuangan ulama menjadi lebih berat. Doa memerlukan
sebab dan syarat bukan sekedar membalik telapak tangan. Jika sebab dan syarat
yang harus dipenuhi terlampau berat maka waktu yang diperlukan juga akan lama. Seperti
itu juga ketika bangsa ini dijajah oleh Belanda. Memerlukan waktu 350 tahun
untuk merdeka. Bukannya para ulama saat itu tidak berusaha dan berdoa. Hanya saja
kondisi negara dan rakyat yang membuat syarat kemerdekaan tersebut terlampau
berat. Karena hal inilah kami respek dengan beberapa ulama tasawuf yang turun
gelanggang. Menggunakan suaranya bukan tangan karena mereka bukan penguasa yang
dapat menggunakan tangan. Dan amal yang paling rendah adalah penolakan dengan
hati. Karena kepekaan batinnya terhadap kondisi kritis ini mereka berusaha
mencegah kearah yang lebih parah lagi dengan mengeliminir beberapa sebab dan
syarat yang akan menggiring kearah kehancuran moral dan ekonomi. Tetapi sayang
seribu sayang memang kita belum matang. Dan kepekaan belum tercipta. Sehingga
KUN FAYAKUN. Yang akan terjadi terjadilah. Suatu amal/perbuatan tercipta
tergantung pada KuN. Bila hati mengandung KAMALIYAH (kesempurnaan dan
keindahan) Allah Azza wa Jalla yang berimbas pada keyakinan dan pikiran
memiliki NUR (ilmu) tentang cara untuk meraih tujuan dengan proses yang
bermoral (jalan lurus) yang berimbas pada adab bermuamalah maka amal/perbuatan
yang tercipta adalah amal kebaikan. Bila hati kosong dari KAMALIYAH
(ma’rifatullah) dan pikiran kosong dari jalan dan cara-cara yang bermoral maka
amal yang terjadi adalah kejahatan dan kejahiliyaan. Sesuatu yang terjadi
tidaklah mengindikasikan bahwa Allah ridlo, biarpun seluruh manusia di bumi
kompak melakukannya. Ridlo Allah terletak pada ada tidaknya KAMALIYAH dan NUR
dalam proses terciptanya sesuatu. Kejahatan dan keburukan sebesar apapun, jika
memenuhi sebab dan syarat sunnatullah, Allah akan mengijinkannya terjadi. Iblis
tidaklah diridloi Allah berhasil mengelabui Nabiyullah Adam as tetapi ijin
Allah sudah tetap (include) pada dan karena terpenuhinya syarat-syarat bagi
terusirnya Nabiyullah Adam as dari surga.
Mari kita bersama berusaha menjadi orang
yang pandai mencermati dan membaca kondisi tetapi tidak kehilangan keramahan
dan kesabaran.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar