islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara

Jumat, 25 Juli 2014

Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.

Mencermati Kondisi Bangsa
    


            Bagi sebagian orang sinyalemen bahwa bangsa ini sedang dalam keadaan kritis masih dianggap gurauan belaka. Dianggap angin lalu. Bagi sebagian lain yang memiliki kepekaan, melihat sudah begitu banyaknya serangan baik secara ideologi, ekonomi maupun sosial budaya yang dilakukan secara sengaja namun teramat halus untuk dapat dideteksi.


        Tidak perlu panjang lebar, kami ketengahkan tiga hal saja sebagai contoh dimana teramat halusnya tipu daya yang dilancarkan untuk dapat mengkondisikan bangsa ini agar berada dalam kendali sang penguasa tunggal kejahiliyaan,

1. Kita semua sudah sama-sama tahu bahwa pegunungan tempat tambang emas di jayapura telah dikuras habis. Justru setelah timbunan gunung emas habis, baru terkuak keberadaan kekayaan nusantara yang lebih dahsyat lagi yaitu tambang uranium. Hal ini yang membuat sang penguasa kejahiliyaan berusaha sekuat tenaga untuk terus menguasai wilayah pertambangan papua tersebut. Sebelum ini begitu gencarnya ahli nuklear dari Brasil mengklaim bahwa Indonesialah wilayah Atlantis yang sudah lama dicari oleh berbagai ilmuwan dunia. Tentu saja kita sebagai anak bangsa turut bangga. Rasa bangga tersebut mampu menutupi suatu celah bahaya bahwa papua tidak disebut sebagai bagian dari Atlantis. Apa efeknya? Coba direnungkan sendiri.  Tetapi inilah yang memang dikehendaki, agar kita terlena oleh rasa bangga membuka lebar pintu bagi mereka untuk bersama-sama menggali setiap jengkal tanah kita.

2. Jauh sebelum ini kehebatan teknologi internet gencar disosialisasikan. Secara pelan kita dikondisikan menjadi tergantung pada media internet hingga segala data ditaruh di server internet. Tapi ingat, pembuat internet adalah mereka. Seberapapun hebat kemampuan kita dalam melindungi data (internet data security), tentu mereka yang lebih menguasai karena merekalah pembuat sistemnya, aturan mainnya, protokol komunikasi jaringannya bahkan sebagian besar server internet berada di negara mereka. Pencipta tentu wajar mengetahui sesuatu lebih dari pemain lain biarpun secuil. Yang secuil dan disembunyikan ini justru yang paling rahasia, apa itu? DOMAIN NAME (kami tidak akan menjelaskannya disini, silahkan direnungkan sendiri). Ketika seluruh dunia menjadi tergantung pada media internet maka mudah bagi mereka untuk menjadi penguasa tunggal (Dajjal). Muncullah e-gold (merusak tatanan ekonomi) dan e yang lainnya hingga negara kita memberlakukan e-ktp. Memang e-ktp ini banyak mengusung kelebihan tetapi dari sekian banyak kelebihan ada satu celah bahaya besar yaitu data penduduk yang siap dimanfaatkan untuk tujuan besar mereka. Bahkan ada sinyalemen bahwa suatu saat pada kartu e-ktp ini akan dipasang sebuah chip receiver (penerima sinyal komunikasi) mikro mini yang setiap saat dapat dideteksi dan berkomunikasi dengan transceiver (pemancar sinyal komunikasi) sehingga memungkinkan bagi transceiver melacak keberadaan posisi pemilik e-ktp.

3. Tayangan dan video kekerasan sangat mempengaruhi perkembangan pribadi seorang remaja. Karena itu badan sensor film berusaha mencegah beredarnya film-film yang menayangkan kebrutalan dan sebagian besar fokus pada film-film luar. Film berandal memuat banyak adegan brutal tetapi kita terlanjur dibuat bangga oleh prestasi film ini dalam berbagai ajang penghargaan dunia. Bahkan Malaysia melarang film ini beredar. Coba bayangkan, seorang wanita yang berperawakan lembut memakai palu sebagai senjata utamnya, apa efeknya bagi masyarakat ? wahai kaum wanita jangan sungkan-sungkan untuk menggunakan palu atau apapun yang ada didekat anda ketika sedang marah. Makna ini yang tersirat dalam karakter tersebut dan hendak dibumikan. Setelah berbagai penghargaan internasional diperoleh maka cukuplah kekuatan untuk beredar di negeri sendiri karena rasa bangga mengalahkan segalanya. Tidakkah kita sadar bahwa film ini besutan orang luar. Metode ini seperti fenomena bahwa maling akan aman jika sembunyi di kantor polisi karena polisi sibuk mencari diluar. Juga bagaimana halnya dengan globalisasi pasar bebas ? coba direnungkan sendiri.

        Dengan gejala-gejala seperti ini, bukannya kami takut. Nusantara adalah buminya para wali. Hanya saja dengan kondisi sedemikian parah, perjuangan ulama menjadi lebih berat. Doa memerlukan sebab dan syarat bukan sekedar membalik telapak tangan. Jika sebab dan syarat yang harus dipenuhi terlampau berat maka waktu yang diperlukan juga akan lama. Seperti itu juga ketika bangsa ini dijajah oleh Belanda. Memerlukan waktu 350 tahun untuk merdeka. Bukannya para ulama saat itu tidak berusaha dan berdoa. Hanya saja kondisi negara dan rakyat yang membuat syarat kemerdekaan tersebut terlampau berat. Karena hal inilah kami respek dengan beberapa ulama tasawuf yang turun gelanggang. Menggunakan suaranya bukan tangan karena mereka bukan penguasa yang dapat menggunakan tangan. Dan amal yang paling rendah adalah penolakan dengan hati. Karena kepekaan batinnya terhadap kondisi kritis ini mereka berusaha mencegah kearah yang lebih parah lagi dengan mengeliminir beberapa sebab dan syarat yang akan menggiring kearah kehancuran moral dan ekonomi. Tetapi sayang seribu sayang memang kita belum matang. Dan kepekaan belum tercipta. Sehingga KUN FAYAKUN. Yang akan terjadi terjadilah. Suatu amal/perbuatan tercipta tergantung pada KuN. Bila hati mengandung KAMALIYAH (kesempurnaan dan keindahan) Allah Azza wa Jalla yang berimbas pada keyakinan dan pikiran memiliki NUR (ilmu) tentang cara untuk meraih tujuan dengan proses yang bermoral (jalan lurus) yang berimbas pada adab bermuamalah maka amal/perbuatan yang tercipta adalah amal kebaikan. Bila hati kosong dari KAMALIYAH (ma’rifatullah) dan pikiran kosong dari jalan dan cara-cara yang bermoral maka amal yang terjadi adalah kejahatan dan kejahiliyaan. Sesuatu yang terjadi tidaklah mengindikasikan bahwa Allah ridlo, biarpun seluruh manusia di bumi kompak melakukannya. Ridlo Allah terletak pada ada tidaknya KAMALIYAH dan NUR dalam proses terciptanya sesuatu. Kejahatan dan keburukan sebesar apapun, jika memenuhi sebab dan syarat sunnatullah, Allah akan mengijinkannya terjadi. Iblis tidaklah diridloi Allah berhasil mengelabui Nabiyullah Adam as tetapi ijin Allah sudah tetap (include) pada dan karena terpenuhinya syarat-syarat bagi terusirnya Nabiyullah Adam as dari surga.

        Mari kita bersama berusaha menjadi orang yang pandai mencermati dan membaca kondisi tetapi tidak kehilangan keramahan dan kesabaran.



    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara