islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara

Kamis, 17 Juli 2014

Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.

Indonesia Menuju Kesempurnaan


    Setiap angka bilangan memiliki makna batin. Angka bilangan terendah adalah 0 (nol), sedangkan yang tertinggi adalah 9 (Sembilan). Angka bilangan yang lebih dari sembilan dapat disederhanakan menjadi angka bilangan tunggal dengan menjumlahkan semua digit angka bilangan tersebut. Seperti misalnya angka bilangan 99 mewakili karakter angka 9 karena bila setiap digitnya dijumlah menjadi angka bilangan 18, dan angka bilangan 18 dijumlahkan kembali setiap digitnya menjadi 9.


Makna batin setiap angka bilangan berturut – turut sebagai berikut :
0, melambangkan ketiadaan, kefanaan atau kematian.
1, melambangkan hakekat, wujud, saripati kehidupan. Dalam sistem tata-surya merupakan ibarat matahari. Kalau pada manusia merupakan ibarat pusat kesadaran yang ada direlung dalam hati atau kita sering menyebutnya sebagai hati sanubari. Dalam falsafah jawa merupakan pusat kesadaran atau kalimo pancer.
2, melambangkan pembungkus atau penghimpun ketiadaan sekaligus kehidupan atau saklar on/off. Dalam sistem tata-surya merupakan ibarat bulan yang menerima pantulan cahaya dari matahari. pada manusia merupakan sisi dalam (bagian yang menghadap pusat kesadaran) dari hati (kalbu) atau kita sering menyebutnya sebagai indra keenam (kepekaan batin). Jika matahari ibarat kalbunya Rasulullah SAW, yang senantiasa hidup maka bulan merupakan kalbunya manusia lainnya yang kadang hidup dan mati, karena cahaya yang dimiliki bulan ‘hanya’ pantulan dari cahaya matahari.
3, melambangkan akal pikiran yang menerima pantulan cahaya petunjuk dari hati. Cahaya petunjuk datangnya bukan dari luar tetapi dari dalam memancar keluar. Berjalan dari intisari kehidupan, menuju ke hati dan diteruskan ke akal pikiran. Oleh karena itu seseorang yang mendapatkan petunjuk merasakan dorongan untuk membagi petunjuk yang ia terima kepada orang lain disekitarnya sesuai dengan sifat cahaya yang memancar dan menyebar keluar. Akal pikiran merupakan bagian dari hati juga tetapi sebagai sisi yang menghadap keluar.
4, melambangkan lapisan terluar dari batin manusia yang membungkus pusat kesadaran, hati dan akal pikiran. Kita sering menyebutnya sebagai jiwa. Jiwa diibaratkan sebagai bumi. Jiwa manusia dipengaruhi oleh empat unsur pembentuk jasmani manusia yaitu unsur tanah, air, udara dan api. Atau dalam falsafah jawa dikenal sebagai sedulur papat.
5, melambangkan lima indra jasmaniah yang dimiliki manusia. Menjadi pintu masuk pengetahuan yang diterima dari luar.
6, melambangkan keenam arah yang mengelilingi tubuh manusia. Keenam arah ini memberi nuansa bentuk tiga dimensi pada tubuh manusia. Didalam tubuh manusia sendiri merupakan enam sistem yang mengendalikan kehidupan yaitu sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem pencernaan makanan, sistem imunitas, sistem sekresi (pengeluaran), dan sistem syaraf.
7, melambangkan tujuh keadaan atau keilmuan yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu jumlah hari dalam seminggu ada tujuh dengan tujuan agar hati menerima perubahan atau kondisi yang berbeda-beda setiap harinya hingga tercapai kemantapan atau kestabilan. Begitu juga tawaf mengelingi ka’bah dan sai dilakukan tujuh kali. Untuk mencapai pusat bumi maupun pusat matahari juga harus menembus tujuh lapisan yang menyelimutinya. Setelah melampaui keenam bentuk arah maka sampai pada titik dimana tiada lagi bentuk.
8, melambangkan kondisi damai atau surga. Kondisi damai baru bisa dicapai bila mampu menyibak tujuh kondisi hati yang berbeda.
9, melambangkan kesempurnaan pengetahuan. Kalau dihubungkan dengan Asmaul Husna maka ke-99 Nama Allah SWT telah mampu diserap.
Kami tidak ingin membahas secara mendetail mengenai masalah hakekat huruf dan angka bilangan ini. Kami akan membahasnya secara mendetail dalam sebuah buku.

     Baiklah, kali ini kami hanya ingin membahas apa sebenarnya yang akan terjadi pada tanggal 22 juli 2014 (Penentuan hasil pilpres oleh KPU), yang mana dapat kita uraikan secara matematis sebagai 22-7-2014. Penanggalan merupakan bentuk hubungan antara bumi, bulan dan matahari. bagian harinya merupakan bumi, dan tahun sebagai matahari. keduanya mengapit bulan. Bumi pada tanggal tersebut mempunyai karakter angka bilangan 4. Bulan memancarkan karakter tujuh, begitu juga dengan matahari. Jadi bulan menerima cahaya petunjuk matahari secara penuh karena mempunyai karakter yang sama. Bulan sejajar dengan matahari. Angka bilangan empat pada hakekatnya merupakan empat malaikat utama. Hanya saja empat malaikat utama ini hanya dapat ‘terindra’ oleh pribadi yang telah (benar-benar) ‘lulus’ dalam laku batin, atau laku spiritual ahli thoriqot. Bagi orang awam seperti kita maka keempat malaikat utama tersebut ‘mengejawantah’ dalam empat punakawan (mengenai perubahan wujud malaikat utama ini bisa dikaji pada hadits yang menceritakan pertemuan Nabiyullah Ibrahim AS dengan Malaikat Izrail). Yang menarik adalah bahwa pada tanggal tersebut secara keseluruhan menunjukkan karakter kesempurnaan ( 22+7+2014 = 2043 = 9 ). Setelah kesempurnaan maka yang terjadi kemudian adalah ketiadaan (0), baru kemudian kehidupan kembali (1).

     Kalau ada yang mengatakan bahwa hal ini hanya utak-atik angka, sah-sah saja pernyataan tersebut. Tetapi coba perhatikan tanggal kemerdekaan bangsa kita, 17-8-1945. Bumi berkarakter 8 (1+7=8). Bulan berkarakter 8. Matahari berkarakter 1 (1+9+4+5=19=1+9=10=1). Bulan sejajar dengan bumi. Bangsa kita memasuki gerbang kemerdekaan (surga=8). Tetapi kemerdekaan (surga) tersebut belum sempurna. Ingat, surga juga bertingkat-tingkat dan tingkatan tertinggi surga adalah kenikmatan memandang ‘wajah’ Allah SWT (99 Asmaul Husna. 9+9=18=1+8=9). Kalau tanggal 17-8-1945 adalah gerbang kemerdekaan untuk mengenyam surga kenikmatan kebebasan. Maka tanggal 22-7-2014 merupakan gerbang menuju surga kesempurnaan dan kejayaan bangsa. Apa benar tanggal 22-7-2014 merupakan tanggal kesempurnaan? Ingat bahwa tanggal tersebut ada pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Kalau menurut perhitungan kami malam tersebut (malam harinya dari tanggal 21-7-2014) merupakan malam ganjil (25) di bulan Ramadhan (maaf kami mengawali puasa pada hari Sabtu, tanggal 28 Juni 2014). Coba kita buka kembali cara penentuan lailatul Qodar menurut Imam besar Abu hamid Al Ghazali. Bahwa jika malam pertama bulan Ramadhan jatuh pada malam Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 23 Ramadhan. Jadi malam tersebut dua hari setelah malam Lailatul Qodar. Lagi-lagi malam tersebut mengandung karakter 7 (2+5=7). Bukan berarti kami mendukung pendapat saudara kami dari Muhammadiah. Hal ini hanya kebetulan saja sama. Perhitungan kami beda dengan saudara kami dari Muhammadiah. Kami berdasar perhitungan leluhur dalam serat Centhini yang telah banyak dilupakan (jangan lebih dulu meremehkan bahwa serat centhini berisi lebih ke soal asmara. Bila meletakkan pemikiran vulgar kebelakang maka akan dapat menangkap hikmah terpendam dibalik isi yang tersurat). Kami tidak akan membahasnya disini.
     Mengenai siapa gerangan yang akan memimpin bangsa besar ini? Beribu tahun lampau leluhur kita sudah memberi isyarat. Nusantara merupakan tanah keramat. Surga yang mengejawantah di alam lahiriah. Tidak kurang Sayyidina Ali KW, Nabiyullah Khidir AS dan Raja Agung Iskandar Dzulkarnain pernah datang ke pulau jawa dan menanamkan ajarannya dibumi tercinta ini. Pancasila bukanlah ajaran picisan. Pancasila saripati ajaran Islam. Sebagaimana empat malaikat utama senantiasa mengawal jiwa manusia yang memiliki 5 pintu pengetahuan maka empat punakawan juga senantiasa mengawal pancasila yang menjadi pintu kepribadian bangsa. Kami berharap ada penerbit yang mau menerbitkan uraian lengkap kami tentang berbagai hal mengenai ajaran leluhur bangsa ini. Yang kami takutkan, sebelum melangkah menuju angka bilangan 1 (satu), harus terlebih dahulu melalui angka bilangan 0 (nol). Tahukah anda arti angka bilangan nol??? kondisi ZERO, NIHIL, KETIADAAN APAPUN. Akhir kata coba renungkan isyarat dari Ki Lurah Semar dibawah ini,




JAGA PERSATUAN
JANGAN MUDAH DIMANFAATKAN PIHAK LUAR
YANG SENANTIASA RAKUS
DAN MERAMPOK DISAAT KITA LENGAH




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara