islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara

Kamis, 09 Februari 2017

Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.
Mimpi Terindah
    








Mimpi terindah
Yang datang menggoda
Mengusik angan yang bercanda
Aku terjaga
Dari khayal rasa
Kecewa krn kau tiada
Dengarlah kasih
Jeritan hati
Mungkinkah kau kumiliki
Sehelai cinta
Yang aku cari
Mungkinkah kau sudi berbagi
Aku berharap waktu tak bergerak
Agar dapat kau kudekap
Mimpi yang indah
Saat hati gundah
Obat hati yang terbelah
Kekasih hati
Mungkinkah kau tahu
Kusangat merindukanmu
Andaikan saja
Kau balas cintaku
Inilah mimpi yang terindah

Saudaraku lagu diatas memiliki dua sayap, sayap yang mengantar ke tujuan dunia dan sayap yang mengantar ke tujuan akherat. Setiap informasi yang datang kepada kita membentuk ‘gambaran’ sesuai dengan kondisi hati masing-masing orang. Seorang yang sedang kasmaran kepada pasangannya maka yang hadir mengiringi lagu tersebut adalah kekasih dunianya. Tetapi bagi seorang sufi, lagu tersebut menggetarkan seluruh persendiannya, membuat jiwanya terbang, menginginkan pertemuan dengan Sang Kekasih Sejati, Allah dan RasulNya. Cinta, ya Cinta adalah energi yang membuat seseorang bergerak menuju apa yang diinginkannya. Sejenis apakah cintamu, itu juga yang menentukan tujuan hidupmu.
            Saudaraku, sebenarnya setiap nada (lagu) munculnya (berawal) dari dalam jiwa kita. Keaslian dari nada tersebut merupakan lagu cinta Allah kepada Rasulullah saw. Rasulullah adalah objek cinta Allah. Dunia ini, bahkan seluruh alam tercipta karena wujud cinta Allah kepada Rasulullah saw, sang Habibullah (kekasih Allah). Nada-nada cinta Allah ini muncul ke permukaan menjadi berbeda-beda warnanya pada masing-masing orang karena kondisi hati setiap orang juga berbeda. Kebersihan hati menentukan jenis cinta dan kadarnya. Kebersihan hati menentukan neraka atau surga yang sedang kita bina.
            Saudaraku, berhati-hatilah menulis di lembaran media internet. Media internet adalah seperti yang dimaksud oleh surat At Thur ayat 3,
فِي رَقٍّ مَنْشُورٍ
“pada lembaran yang terbuka,”
Setiap tulisan kita, posting kita di media internet adalah menjadi lembaran catatan kita. Kita sendiri yang merangkai nasib. Lembaran catatan ini yang akan menuntun kita, ke neraka atau surga. Apakah warna postingan kita, putih atau gelap. Postingan fitnah pun akan berwarna gelap apalagi postingan penuh foto cabul, apakah ada manfaatnya??? Lembaran ini tetap tidak akan berubah kecuali dengan taubatan nashuha.




    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara