islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara

Jumat, 27 Januari 2017



Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.
GOLDEN MEMORIES
    




Di masa mudaku dulu (ABG..cie), musik-musik rasanya kok lebih indah dari sekarang (apa mungkin telingaku yang dah uzur???). Di zamanku dulu musik dari KLA Project (Katon Bagaskara),

 


Dewa 19 (Dani belum keblinger seperti sekarang. Biarpun ‘sempel’ begitu dia masih satu komplek SMA denganku)



dan PADI,

masih mendominasi blantika musik di Indonesia. Musik-musik mereka penebus dahaga akan keindahan rasa. Seperti orang yang kelelahan berjalan di sengatan terik gurun pasir, menemukan oase. Ya seperti itulah musik mereka, mengobati kelelahan dan kepenatan kerja. Dan herannya, sampai sekarangpun musik mereka masih nyaman di telinga. Tidak usang dan tidak membosankan.
Di zaman sekarang musik lebih mengedepankan olahan instrumen digital. Mengedepankan teknologi musik. Musik tidak lagi murni alunan rasa peralatan asli tetapi sudah termanipulasi oleh nada hasil olahan digital. Kalau tidak mengikuti tren musik barat, ketinggalan zaman katanya. Jadinya, ukuran berkualitas tidaknya musik sekarang ditentukan oleh seberapa canggih permainan digital (remix???) yang dihasilkan.
Ah .. masa bodoh lah. Aku masih suka dengan musik natural tanpa manipulasi. Biar orang nyebut kuper, kagak perduli. Biar orang nyebut kampungan, kagak ngaruh. Kalau sudah nyebut kampungan jadi ingat musik dangdut. Kasihan musik dangdut, dianak-tirikan oleh media masa musik (dulu…, sekarang malah terbang tinggi). Memang musik dangdut ada yang asal ‘nggawe’, tetapi lagu-lagu bang Haji Rhoma aku rasa di atas rata-rata lagu dangdut yang lain. Bahkan sekarang, dimotori oleh anak-anak D’Academi Asia musik dangdut naik kelas. Lagu-lagu yang mereka sajikan begitu mantap dan penuh rasa.

Aku tipe orang yang tidak suka memilah-milah musik. Musik apapun itu, kalau jiwa menjadi terbang penuh rasa olehnya maka aku acungi jempol kepada penyanyi dan pencipta lagunya, salut untuk mereka.
Duhai musik dangdut, terbang ..
terbanglah tinggi ..
Banggakan kami dengan cita rasamu
Banggakan Nusantaraku dengan unikmu
Banggakan Indonesia dengan indahmu
Cengkok penuh rasa
Menghunjam jiwa
Mengguncang kesadaran
Jadilah yang teristimewa
Satu di dunia
Musik bertabur permata
Hiasan jiwa, zamrud khatulistiwa
Jiwa membumbung tinggi
Masuk area tanpa kata
Bergetar .. bergetar
Hanyut dalam nada
Bersemayam di dedaunan surga
Wahai tangis hematlah
Wahai riang cukuplah
Wahai badan tenanglah
(kagak bisa bang, otomatis goyang .. uhui)
asal nggak joget seronok
Jalan terus bung
(becake dipinggirno disik cak, ayo digeboi)
Lama tidak menulis di blog jadi nglantur kemana-mana, tetapi nggak papa. Rehat (jarene wong jowo ngaso disik rek = istirahat) perlu untuk penyegaran. Rutinitas kerja membuat rasa menjadi beku. Musik dan dzikir menyuburkan kembali kegersangan jiwa. Ditangan kaum sufi, musik menjadi wahana ekstase (Dzauq = jarene wong jowo ngetrans, duduk trans tv lho yo, bedo rek). Kini saatnya kembali menuang kendi air ruhaniah. Kami ingin bicara tentang dunia paralel. Haji dan Umroh menjadi sarana utama memperkenalkan dan mengakrabi dunia parallel. Pengetahuan dunia paralel menjadi penting ketika kehidupan sudah terkendali menjadi hanya memikirkan lahiriah semata. Penting untuk dapat memahami isyarat ghaib di sekitar kita. Bahkan isyarat ghaib paling banyak terjadi di Tanah Haram, area dua kota suci, Mekkah dan Madinah. Mekkah dan Madinah, di tataran/lapisan alam ghaib (dunia paralel), adalah puncaknya. Hanya dengan Umroh atau Haji ruhani kita bersinggungan dengan puncak tataran alam. Pengalaman dan hikmah yang di dapatkan (nanti) memberi bekas tak terlupakan, memasuki puncak tataran alam secara fisik biarpun belum mampu ‘melihat’nya. Kesadaran akan keberadaan alam ‘surga’ dibalik dua kota suci tersebut yang perlu dipelihara dan dikembangkan dengan ritual doa dan dzikir.



    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara