islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara

Rabu, 12 Maret 2014

Setiap artikel boleh dicopy dan disebarluaskan, tetapi hendaknya dengan menyertakan link tulisan kami ini. Terima kasih.

BERSATULAH WAHAI SAUDARAKU


Duhai kekasih
Kegelapan sudah sampai puncaknya
Fitnah datang bergulung-gulung tiada henti
Bagai jutaan anak panah menerjang seluruh nadi
Apa yang bisa kuperbuat duhai kekasih
Daku terlalu aniaya
Daku lemah tanpa daya
Kulihat bulir-bulir air menyeruak dari pelupuk matanya
Membasahi wajahnya yang penuh wibawa
Kami menangis bersama
Perbincangan tanpa kata
Beliau berkata
Sadarilah selalu kelemahanmu dan keburukanmu
Maka engkau tidak akan sendirian
Aku yang bertindak jikalau engkau berkehendak baik
Asal engkau tetap musnah dari kedirian
Ucapan Laa Ilaha Illallah meniscayakan
Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah pada pikiran
Ucapan Sholawat meniscayakan
Husnuzhon Billah pada perasaan
Kesadaran akan kelemahan diri
Bersanding dengan keyakinan akan pertolonganNya
Adalah air kehidupan kaum Faqir
Air amertha yang dicari para Dewa Hindu
Kuberanikan menatap wajahnya
Yang bercahaya, bersih tanpa noda
Duhai Kekasih janganlah menangis
Demi Engkau duhai kekasih
Daku bersumpah
Tak kan kubiarkan
Pendengki memporak porandakan ajaranmu
Selama nafasku mengalir
Tak kan kubiarkan asap hitam merajalela
Biarlah tubuh dan jiwa ini
Yang pertama hancur menahan gelombang fitnah
Agar saudara-saudara islamku mengenyam air kemurnian
Pengantar kesejahteraan dua alam
Wahai saudaraku
Janganlah mudah terpecah belah
Janganlah mudah terhasut
Musuh sungguh lihai dan licik
Islam tidak hancur karena luar
Tetapi runtuh dari dalam
Sadarilah ini wahai saudaraku
Tengoklah barang sejenak ucapanku
Selama ALLAH Tuhannya
Dan Muhammad SAW Rasul terakhirnya
Itu masih saudara kita
Peganglah kesederhanaan ini
Jangan perdulikan teriakan kasar sang keras hati
Jangan perdulikan cacian sang pengumbar maki
Mereka hanya alat bagi sang pemecah belah umat
Mereka tahu benar kelemahan kita
Api besar tidak bisa padam oleh tiupan angin
Malah berserakan ke segala arah
Habiskan tenaga dan pikiran
Biarlah kelelahan yang menghentikannya
Islam benar atau palsu bukan urusan kita
Itu bagian Allah
Bagimu Agamamu Bagiku Agamaku
Bagimu prinsip-hidupmu sendiri
Bagiku prinsip-hidupku pribadi
Tugas kita hanya menyampaikan
Setelah itu diam
Tidaklah kita diminta pertanggung-jawaban
Lebih dari yang kita bisa
Tidak perlu memaksa ikut perahu kita
Jangan campur penyampaian dengan tepukan dada
Di zaman Rasul sudah ada golongan itu
Mereka kaum munafiqun
Kejahatan pendengki berselimut islam
Yang dinyalakan oleh si penyusup
Kaki tangan iblis nan licik dan nista
Dan Rasul mendiamkannya
Karena Rasul melindungi akidah umat dengan doa
Kecuali bila timbul pembunuhan
Dan pengrusakan tempat ibadah
Baru keadilan harus ditegakkan
Dengan lantang atau pedang
Tergantung kemampuan
Di zaman puncak kerusakan ini
Jalan terbaik adalah menyucikan diri sendiri
Menyambung dengan tali Nabi
Dengan seribu sholawat
Hingga kokoh dalam jubah Nabi
Bukan dengan kekuatan sendiri
Seperti jaringan listrik rumah pemukiman
Yang saling tersambung dari pusat hingga tepi darat
Kuat penerangannya menghapus tipu-daya
Dengan pertolongan Rasul bukan maunya sendiri
Dengan RahmatNya bukan kekuatan ego
Barangsiapa mati dari langkah keakuan
maka ia hidup dengan cahaya Rasul
Tangan baginda Rasul meraih tangannya
Terlimpah syafaatnya
Pertolongan Rasul disetiap kelemahan
Pertolongan kecil di dunia
Sebelum pertolongan besar kelak di akherat
KemudahanNya dan RahmatNya
Barangsiapa merasa mampu tanpa pertolongan Rasul
Maka ia terlepas bagai anak panah
Dibiarkan kebingungan tanpa cahaya
Berteman duka dan kesulitan
Maka ambilah rahmat dan kemudahan
Yang telah disediakanNya
Sejak awal Penciptaan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

islam,mahkota islam,moslem,muslim,solusi,solution,sains,technology,teknologi,quran,nusantara